Kondisi fisik di
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dapat ditinjau dari kondisi geografi,
iklim, geologi, gomorfologi, jenis tanah, dan hidrologi daerah. Kondisi
geografi daerah menerangkan tentang posisi spasial daerah dalam kaitannya
dengan daerah lain yang ada di sekitarnya, baik dalam hal luas wilayah,
batas-batas wilayah, maupun batas-batas potensi sumberdaya alam kewilayahan.
Penggambaran kondisi geografi daerah dilakukan baik dengan deskripsi tulisan
maupun melalui presentasi peta wilayah. Kondisi iklim suatu potensi sangat
berpengaruh pada potensi daerah bersangkutan, baik dalam potensi sumberdaya
alam maupun dalam potensi kebencanaan alam. Deskripsi klimatologis Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta yang diuraikan berupa curah hujan dan suhu udara. Kedua
parameter iklim ini sangat berpengaruh pada potensi pengembangan sumberdaya
alam, baik dilihat sebagai potensi cadangan alamiah maupun potensi alam
DI. YOKYAKARTA
Kamis, 03 Maret 2016
SEJARAH DI. YOKYAKARTA
Daerah
Istimewa Yogyakarta keberadaannya dalam konteks historis dimulai dari sejarah
berdirinya Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat berdasarkan Perjanjian Giyanti
1755. Berawal dari sini muncul suatu sistem pemerintahan yang teratur dan
kemudian berkembang, hingga akhirnya sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta yang
merupakan suatu bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat didirikan pada tahun 1755 oleh Pangeran
Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengku Buwono I, sedangkan Kadipaten
Pakualaman didirikan pada tahun 1813 oleh Pangeran Notokusumo (saudara Sultan
Hamengku Buwono II) yang bergelar Adipati Paku Alam I.
Langganan:
Postingan (Atom)